Welcome To My Blog! Enjoy Your Sharing :)

Saturday, November 23, 2013

Dilema Jalan Raya

Jalan Raya. Nunjukin kalau jalannya lebar dan juga besar. Dinamakan jalan raya  karena  jalannya  sering dilalui kendaraan dari penjuru daerah. Ramai, penuh dengan kemacetan. Mulai dari kendaraan roda dua sampai yang beroda-roda (re: kendaraan besar) semuanya ada, komplit. Semua kendaraan campur baur, tak mengenal mobil mewah dan mahal harganya. Dari yang punya mersi sampai koasi tak pernah lepas dari lika-liku jalan raya. Oleh karenanya, jalan raya begitu banyak menyimpan cerita. Mulai dari pengalaman menarik sampai pengalaman yang gak asik. Kebetulan akhir-akhir ini sedang ramenya membahas AQJ anak dari musisi Indonesia yaitu AD yang mengalami kecelakaan lalu lintas yang tentunya menginspirasi saya untuk berbagi cerita pengalaman saya ketika berkecimpung dijalan raya.

Dalam kesempatan kali ini saya mau berbagi tentang dilema di jalan raya itu berupa pemakaian klakson yang tidak semestinya. Sebelum saya berbagi, saya mau bertanya ke temen-temen, suka sebel nggak sama pengemudi kendaraan yang suka mainin klakson padahal keadaannya itu emang lagi susah buat jalan?

Jalan raya itu nuntut kita buat ngelatih mental kita loh. Saya adalah orang yang termasuk tidak nyaman kalau harus di klakson dengan tidak wajar. Dalam artian terus menerus diklakson padahal keadaan tidak memungkinkan di jalannya. Misalnya dia mau nyalip tapi kalau saya harus menyingkir dan membahayakan diri saya maka saya akan tetap di lajur yang saya lewati. Meski harus diklakson terus menerus tentunya itulah reaksi saya ketika menghadapi kejadian itu. Contohnya lagi ketika seorang bapak yang mengendarai motornya dengan gagah ketika beliau saya halangi untuk menerobos lampu merah justru bapak itu membunyikan klaksonnya dan tentunya saya cuek-cuek saja, “biarkan dia berisik sendiri, nanti juga diam” itulah prinsip saya. Memang sungguh miris ketika dijalan raya, rasa egoislah yang di kedepankan bukan untuk keperluan bersama, malah untuk saling sikut mencapai tujuan. Bagaimana dengan kamu?

Bagaimanapun ketika menghadapi jalan raya, adakalanya siapkan mental yang baik. Usahakan jangan terbawa emosi, usahakan seramah mungkin yang kita bisa. Lontarkan saja senyum, andai kemarahan itu adalah sebuah api, bukankah kita harus lawan dengan air agar padam? Ya, senyumlah, ramahlah jawabannya. Ketika kita salah, maka minta maaflah. Kalau disalahkan maka sentumlah dan beri penjelasan. Inget, semuanya harus dihadapi dengan kalem, bukan dengan emosi apalagi sampai berkelahi. Dan terakhir, klakson itu bukan digunakan sebagai ekspresi kemarahan dijalan, karenanya gunakanlah klakson itu dengan penuh kehati-hatian agar orang yang diklaksoni tidak sakit hati.

No comments:

Post a Comment