Jalan
Raya. Nunjukin kalau jalannya lebar dan juga besar. Dinamakan jalan raya karena
jalannya sering dilalui kendaraan
dari penjuru daerah. Ramai, penuh dengan kemacetan. Mulai dari kendaraan roda
dua sampai yang beroda-roda (re: kendaraan besar) semuanya ada, komplit. Semua
kendaraan campur baur, tak mengenal mobil mewah dan mahal harganya. Dari yang
punya mersi sampai koasi tak pernah lepas dari lika-liku jalan raya. Oleh
karenanya, jalan raya begitu banyak menyimpan cerita. Mulai dari pengalaman
menarik sampai pengalaman yang gak asik. Kebetulan akhir-akhir ini sedang
ramenya membahas AQJ anak dari musisi Indonesia yaitu AD yang mengalami
kecelakaan lalu lintas yang tentunya menginspirasi saya untuk berbagi cerita
pengalaman saya ketika berkecimpung dijalan raya.
Dalam
kesempatan kali ini saya mau berbagi tentang dilema di jalan raya itu berupa
pemakaian klakson yang tidak semestinya. Sebelum saya berbagi, saya mau
bertanya ke temen-temen, suka sebel nggak sama pengemudi kendaraan yang suka
mainin klakson padahal keadaannya itu emang lagi susah buat jalan?
Jalan
raya itu nuntut kita buat ngelatih mental kita loh. Saya adalah orang yang
termasuk tidak nyaman kalau harus di klakson dengan tidak wajar. Dalam artian
terus menerus diklakson padahal keadaan tidak memungkinkan di jalannya.
Misalnya dia mau nyalip tapi kalau saya harus menyingkir dan membahayakan diri
saya maka saya akan tetap di lajur yang saya lewati. Meski harus diklakson
terus menerus tentunya itulah reaksi saya ketika menghadapi kejadian itu.
Contohnya lagi ketika seorang bapak yang mengendarai motornya dengan gagah
ketika beliau saya halangi untuk menerobos lampu merah justru bapak itu
membunyikan klaksonnya dan tentunya saya cuek-cuek saja, “biarkan dia berisik
sendiri, nanti juga diam” itulah prinsip saya. Memang sungguh miris ketika
dijalan raya, rasa egoislah yang di kedepankan bukan untuk keperluan bersama,
malah untuk saling sikut mencapai tujuan. Bagaimana dengan kamu?
Bagaimanapun
ketika menghadapi jalan raya, adakalanya siapkan mental yang baik. Usahakan
jangan terbawa emosi, usahakan seramah mungkin yang kita bisa. Lontarkan saja
senyum, andai kemarahan itu adalah sebuah api, bukankah kita harus lawan dengan
air agar padam? Ya, senyumlah, ramahlah jawabannya. Ketika kita salah, maka
minta maaflah. Kalau disalahkan maka sentumlah dan beri penjelasan. Inget,
semuanya harus dihadapi dengan kalem, bukan dengan emosi apalagi sampai
berkelahi. Dan terakhir, klakson itu bukan digunakan sebagai ekspresi kemarahan
dijalan, karenanya gunakanlah klakson itu dengan penuh kehati-hatian agar orang
yang diklaksoni tidak sakit hati.
No comments:
Post a Comment