- Pengaruh Kebudayaan Terhadap Perilaku Konsumen
Kelas-kelas
sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu
masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai,
minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor
tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan,
pendidikan, kekayaan dan variable lain.
Pengaruh Budaya
Yang Tidak Disadari
Dengan
adanya kebudayaan, perilaku konsumen mengalami perubahan. Dengan memahami
beberapa bentuk budaya dari masyarakat, dapat membantu pemasar dalam
memprediksi penerimaan konsumen terhadap suatu produk. Pengaruh budaya dapat
mempengaruhi masyarakat secara tidak sadar. Pengaruh budaya sangat alami dan
otomatis sehingga pengaruhnya terhadap perilaku sering diterima begitu saja.
Pengaruh Budaya
dapat Memuaskan Kebutuhan
Budaya
yang ada di masyarakat dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya dalam suatu
produk yang memberikan petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan
menyediakan metode “Coba dan buktikan” dalam memuaskan kebutuhan fisiologis,
personal dan sosial. Misalnya dengan adanya budaya yang memberikan peraturan
dan standar mengenai kapan waktu kita makan, dan apa yang harus dimakan tiap
waktu seseorang pada waktu makan. Begitu juga hal yang sama yang akan dilakukan
konsumen misalnya sewaktu mengkonsumsi makanan olahan dan suatu obat.
Pengaruh Budaya
dapat Dipelajari
Budaya
dapat dipelajari sejak seseorang sewaktu masih kecil, yang memungkinkan
seseorang mulai mendapat nilai-nilai kepercayaan dan kebiasaan dari lingkungan
yang kemudian membentuk budaya seseorang. Berbagai macam cara budaya dapat
dipelajari. Seperti yang diketahui secara umum yaitu misalnya ketika orang
dewasa dan rekannya yang lebih tua mengajari anggota keluarganya yang lebih
muda mengenai cara berperilaku. Ada juga misalnya seorang anak belajar dengan
meniru perilaku keluarganya, teman atau pahlawan di televisi. Begitu juga dalam
dunia industri, perusahaan periklanan cenderung memilih cara pembelajaran
secara informal dengan memberikan model untuk ditiru masyarakat. Misalnya
dengan adanya pengulangan iklan akan dapat membuat nilai suatu produk dan
pembentukan kepercayaan dalam diri masyarakat. Seperti biasanya iklan sebuah
produk akan berupaya mengulang kembali akan iklan suatu produk yang dapat
menjadi keuntungan dan kelebihan dari produk itu sendiri. Iklan itu tidak hanya
mampu mempengaruhi persepsi sesaat konsumen mengenai keuntungan dari suatu
produk, namun dapat juga memepengaruhi persepsi generasi mendatang mengenai
keuntungan yang akan didapat dari suatu kategori produk tertentu.
Pengaruh Budaya
yang Berupa Tradisi
Tradisi
adalah aktivitas yang bersifat simbolis yang merupakan serangkaian
langkah-langkah (berbagai perilaku) yang muncul dalam rangkaian yang pasti dan
terjadi berulang-ulang. Tradisi yang disampaikan selama kehidupan manusia, dari
lahir hingga mati. Hal ini bisa jadi sangat bersifat umum. Hal yang penting
dari tradisi ini untuk para pemasar adalah fakta bahwa tradisi cenderung masih
berpengaruh terhadap masyarakat yang menganutnya. Misalnya yaitu natal, yang
selalu berhubungan dengan pohon cemara. Dan untuk tradisi-tradisi misalnya
pernikahan, akan membutuhkan perhiasan-perhiasan sebagai perlengkapan acara
tersebut.
- Pengaruh Kelas Sosial dan Status Terhadap Perilaku Konsumen
Definisi Kelas Sosial
Berdasarkan karakteristik Stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas atau golongan dalam masyarakat. Istilah kelas memang tidak selalu memiliki arti yang sama, walaupun pada hakekatnya mewujudkan sistem kedudukan yang pokok dalam masyarakat. Pengertian kelas sejalan dengan pengertian lapisan tanpa harus membedakan dasar pelapisan masyarakat tersebut.
Berdasarkan karakteristik Stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas atau golongan dalam masyarakat. Istilah kelas memang tidak selalu memiliki arti yang sama, walaupun pada hakekatnya mewujudkan sistem kedudukan yang pokok dalam masyarakat. Pengertian kelas sejalan dengan pengertian lapisan tanpa harus membedakan dasar pelapisan masyarakat tersebut.
Kelas
Sosial atau Golongan sosial mempunyai arti yang relatif lebih banyak dipakai
untuk menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan atas kriteria ekonomi.Jadi,
definisi Kelas Sosial atau Golongan Sosial ialah:Sekelompok manusia yang
menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi.
Status Sosial
Kelas
sosial timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya.
Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat karena memiliki status
sosial yang tinggi, dan seorang anggota masyarakat dipandang rendah karena
memiliki status sosial yang rendah.
Contoh:
Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana,
Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta keempat
disebut Jaba. Sebagai tanda pengenalannya dapat kita temukan dari gelar
seseorang. Gelar Ida Bagus dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa,
Ngakan dipakai oleh kasta Satria. Gelar Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh
kasta Waisya, sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra.
Pengaruh Kelas
Sosial dan Status Terhadap Pembelian dan Konsumsi
Aspek
hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli
berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas
sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin
menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut
adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”.
Pendekatan
yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori
yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif
dari kelas sosial.
Peneliti
konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor
gaya hidup tertentu (kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama) yang
cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya.
Para
individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial
dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum
dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan
bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan
mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang
yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar
sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik
sebagai produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada audiens
kelas sosial yang lebih rendah.
Kelas
sosial merupakan bentuk segmentasi yang hierarkis dan alamiah, dikarenakan
aspek hierarkis kelas sosial begitu penting bagi pemasar dan produsen untuk
menentukan konsumen mana yang akan dituju dari produk yang telah diciptakan,
apa untuk status yang lebih tinggi atau status yang lebih rendah. Memang disini
begitu terlihat begitu ada ketidakadilan dan jarak terhadap konsumen, namun itu
semua merupakan segmentasi yang alamiah karena semua sudah terjadi dan tercipta
dengan sendirinya.
Adapun
yang merupakan ukuran kelas sosial dari konsumen yang dapat diterima secara
luas dan mungkin merupakan ukuran kelas sosial terbaik terlihat dari pekerjaan,
pendidikan dan penghasilan Mesir Kuno.
Gaya
hidup dari lapisan atas akan berbeda dengan gaya hidup lapisan menengah dan
bawah. Demikian juga halnya dengan perilaku masing-masing anggotanya dapat
dibedakan sehingga kita mengetahui dari kalangan kelas social mana seseorang berasal.
Eklusivitas
yang ada sering membatasi pergaulan diantara kelas social tertentu, mereka
enggan bergaul dengan kelas social dibawahnya atau membatasi diri hanya bergaul
dengan kelas yang sama dengan kelas mereka.
Pola
perilaku kelas social atas dianggap lebih berbudaya dibandingkan dengan kelas
social di bawahnya. Sebaliknya kelas social bawah akan memandang mereka sebagai
orang boros dan konsumtif dan menganggap apa yang mereka lakukan kurang
manusiawi dan tidak memiliki kesadaran dan solidaritas terhadap mereka yang
menderita. Pemujaan terhadap kelas sosialnya masing-masing adalah wujud dari
etnosentrisme.
- Pengaruh Individu Terhadap Perilaku Konsumen
Usia dan Tahap Daur
Hidup
Orang
akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang kehidupan mereka.
Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan usia. Pembelian
dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga. Sehingga pemasar hendaknya
memperhatikan perubahan minat pembelian yang terjadi yang berhubungan dengan
daur hidup manusia.
Pekerjaan
Pekerjaan
seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Dengan demikian pemasar
dapat mengidentifikasi kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai
minat di atas rata-rata terhadap produk mereka.
Keadaan Ekonomi
Keadaan
ekonomi sangat mempengaruhi pilihan produk. Pemasar yang produknya peka
terhadap pendapatan dapat dengan seksama memperhatikan kecenderungan dalam
pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat bunga. Jadi jika indikator-indikator
ekonomi tersebut menunjukkan adanya resesi, pemasar dapat mencari jalan untuk
menetapkan posisi produknya.
Gaya Hidup
Orang
yang berasal dari subkultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat
mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan pola
kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat dna
pendapatnya. Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat,
dapat membantu untuk memahami nilai-nilai konsumen yang terus berubah dan bagaimana
nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku konsumen.
Kepribadian dan
Konsep Diri
Tiap
orang mempunyai kepribadian yang khas dan ini akan mempengaruhi perilaku
pembeliannya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis yang unik yang
menimbulkan tanggapan relatif konstan terhadap lingkungannya sendiri.
Kepribadian sangat bermanfaat untuk menganalisis perilaku konsumen bagi
beberapa pilihan produk atau erek, atau pemasar juga dapat menggunakan konsep
diri atau citra diri seseorang. Untuk memahami perilaku konsumen, pemasar dapat
melihat pada hubungan antara konsep diri dan harta milik konsumen. Konsep diri
ini telah berbaur dalam tanggapan konsumen terhadap citra mereka.
- Pengaruh Keluarga dan Rumah Tangga Terhadap Perilaku Konsumen
1. Adanya
Motivasi
Konsumen
akan membeli barang tersebut jika konsumen tersebut termotivasi untuk membelinya,
begitu juga sebaliknya jika konsumen tidak termotivasi untuk membeli barang
tersebut maka konsumen tidak membeli barang tersebut.
2. Adanya
Daya Beli
Jika
konsumen telah terpengaruh oleh keluarga, teman, rumah tangga, atau lingkungan
sekitar akan sia-sia jika konsumen tersebut tidak memiliki daya beli untuk
membeli barang atau produk tersebut, konsumen hanya bisa berangan-angan dan
hanya memiliki keinginan untuk memiliki barang tersebut. Perbedaan Rumah tangga
dan Keluarga yaitu :
- Rumah tangga hanya mencakup : keluarga saja, yang terdiri dari ayah, ibu, anak-anak
- Keluarga : cakupannya lebih luas, terdiri dari beberapa keluarga, seperti om, tante, sepupu, mertua, dan lain-lain.
Keluarga
memiliki pendapatan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumah
tangga karena jumlah yang lebih banyak dari individu yang bekerja di dalam
keluarga. Untuk keluarga maupun rumah tangga, keempat variabel structural yang
paling memberi dampak pada keputusan pembelian dan yang demikian paling menarik
bagi pemasar adalah usia kepala rumah tangga atau keluarga, status perkawinan,
kehadiran anak, dan ststus pekerjaan. Dengan adanya anak maka konsumsi rumah
tangga akan bertambah, yaitu konsumsi pakaian anak, susu untuk anak-anak, buku
untuk sekolah anak dan lain-lain. Maka dari itu rumah tangga dan keluarga dapat
mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian produk
Seorang
anak yang biasanya berperan sebagai pengguna akhir dari produk yang dibeli
dapat memberi pengaruh yang tidak kecil pada pengambilan keputusan pembelian suatu
barang dalam keluarganya. Biasanya anak mencoba memberi pengaruh pada orang
tuanya untuk membeli.Walaupun anak tidak mendominasi pengambilan keputusan
beli, mereka mempunyai potensi yang besar untuk membentuk aliansi baik dengan
ayahnya maupun dengan ibunya dalam membentuk mayoritas pengambilan keputusan
beli. Anak bisa berpengaruh pada setiap tahap proses membeli kecuali pada
keputusan berapa banyak uang yang akan dibelanjakan (Prasetijo dan Ihalauw,
2005;169).
Pendapat
ini dikuatkan oleh suatu penelitian yang dilakukan oleh James F. Nelson yang
menjelaskan tentang anak-anak sebagai sumber informasi yang signifikan dalam
pengambilan keputusan keluarga. Sebagai sumber informasi anak-anak dapat
mempengaruhi keputusan pembelian keluarga dalam pengenalan kebutuhan, dan
memberikan informasi, tetapi tidak terlibat dalam keputusan informasi, tetapi
tidak terlibat dalam keputusan akhir. Nelson juga menemukan fakta bahwa faktor
pendapatan lebih berpengaruh dalam memperkirakan keterlibatan seorang anak
dalam sebuah keputusan (Nelson, 1979; 421). Palan dan Wilkes mengemukakan empat
strategi yang digunakan oleh anak remaja untuk mempengaruhi orang tua dalam
pembelian barang, yaitu:
- Tawar Menawar
- Membujuk
- Emosional
- Permintaan
Ada
banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dan proses pengambilan
keputusannya dalam pembelian suatu barang misalnya keluarga,rumah tangga dan
situasi kapan barang tersebut benar-benar dibutuhkan. Model Tingkah Laku
Membeli:
- Karakteristik yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen
- Perangsang
- Penjualan
- Produk
- Harga
- Tempat
- Promosi
- Perangsang dan lain-lain.
Faktor-faktor
budaya merupakan faktor yang memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada
tingkah laku konsumen. dalam rangkuman ini saya akan membahas hubungan pengaruh
dari sebuah kelurga dan keluarga serta situasi didalmnya dalam dasar pengaruh
perilaku konsumen.
Penentuan
Keputusan Pembelian pada Suatu Keluarga
Keluarga
memiliki pendapatan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumah
tangga karena jumlah yang lebih banyak dari individu yang bekerja di dalam
keluarga. Untuk keluarga maupun rumah tangga, keempat variabel structural yang
paling memberi dampak pada keputusan pembelian dan yang demikian paling menarik
bagi pemasar adalah usia kepala rumah tangga atau keluarga, ststus perkawinan,
kehadiran anak, dan ststus pekerjaan.
Keluarga
adalah sama dengan perusahaan; keluarga adalah organisasi yang terbentuk untuk
mencapai fungsi tertentu yanmg lebih efektif dibandingkan individu yang hidup
sendiri. Fungsi yang paling jelas bahwa dua oramg dapat mencapai lebih baik
daripada satu orang adalah mempunyai anak. Walaupun analisis konsumen mungkin
tidak mempunyai opini mengenai apakah keluarga harus mempunyai anak atau tidak.
Konsekuensi ekonomi dengan hadirnya anak menciptakan struktur permintaan akan
pakaian, makana, perbot, rumah, perawatan kesehatan, pendidikan dan
produk.lain. anak di dalam keluarga dapat menyebabkan menurunnya permintaan
akan produk lain, seperti perjalanan, restoran, pakaian orang dewasa, dan
banyak barang yang bebas pilih.
Tipe–tipe
Perilaku Pembelian Menurut Wilkie (1990), tipe perilaku konsumen dalam
melakukan pembelian dikelompokkan menjadi empat berdasarkan tingkat
keterlibatan pembeli dan tingkat keterlibatan diferensiasi merek, yang
dijelaskan sebagai berikut :
- Budget Allocation (Pengalokasian budget) Pilihan konsumen terhadap suatu barang dipengaruhi oleh cara bagaimana membelanjakan atau menyimpan dana yang tersedia, kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan uang dan apakah perlu melakukan pinjaman untuk melakukan pembelian.
- Product Purchase or Not (Membeli produk atau tidak) Perilaku pembelian yang menggambarkan pilihan yang dibuat oleh konsumen, berkenaan dengan tiap kategori produk atau jasa itu sendiri.
- Store Patronage (Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk) Perilaku pembelian berdasarkan pilihan konsumen, berdasarkan tempat atau di mana konsumen akan melaksanakan pembelian produk atau jasa tersebut. Misalnya, apakah lokasi bakery menjadi salah satu faktor yang menentukan konsumen dalam melakukan proses pembelian.
- Brand and Style Decision (Keputusan atas merek dan gaya) Pilihan konsumen untuk memutuskan secara terperinci mengenai produk apa yang sebenarnya ingin dibeli.
Keluarga
dan pengaruh rumah tangga Secara ilmiah keluarga dapat diartikan sebagai
sekelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang berhubungan darah,
pernikahan, atau adopsi yang tinggal berdampingan. Sedangkan rumah tangga
adalah semua orang, baik yang berelasi maupun tidak berelasi yang menempati
sebuah unit rumah. Keluarga maupun pengaruh rumah tangga mempengaruhi sikap
pembelian konsumen. Misalnya kelahiran anak mempengaruhi suatu keluarga untuk
menambah perabotan, bahan makanan bayi, dan lain-lain. Keputusan konsumsi
keluarga melibatkan setidaknya lima peranan yang dapat didefinisikan.
Peranan-peranan ini mungkin dipegang oleh suami, istri, anak, atau anggota lain
dalam rumah tangga. Peranan ganda atau aktor ganda adalah normal.
- Penjaga pintu (gatekeeper). Inisiator pemikiran keluarga mengenai pembelian produk dan pengumpulan informasi untuk membantu pengambilan keputusan
- Pemberi pengaruh (influencer). Individu yang opininya dicari sehubungan dengan kriteria yang harus digunakan oleh keluarga dalam pembelian dan produk atau merek mana yang paling mungkin cocok dengan kriteria evaluasi itu
- Pengambil keputusan (decider). Orang dengan wewenang atau kekuasaan keuangan untuk memilih bagaimana uang keluarga akan dibelanjakan dan produk atau merek apa yang yang akan dipilih.
- Pembeli (buyer). Orang yang bertindak sebagai agen pembelian yang mengunjungi toko, menghubungi penyuplai, menulis cek, membawa produk kerumah, dan seterusnya.
- Pemakai (user). Orang yang menggunakan produk
Family Life Cycle
(FLC)
Konsep
family life cycle merupakan alat untuk menggambarkan serangkaian tahap
perkembangan kebanyakan keluarga. Untuk menggambarkan realitas berbagai macam
tatanan keluarga dan gaya hidup sekaranag maka konsep family life cycle dapat
dibagi dua :
Skema
Family Life Cycle Tradisional
- Tahap 1 : masa lajang, orang muda lajang hidup terpisah dari orang tua.
- Tahap 2 : pasangan yang berbulan madu.
- Tahap 3 : orang tua, mempunyai satu anak dan tinggal serumah.
- Tahap 4 : pasca orang tua, suami istri yang sudah tua, anak-anak tidak tinggal serumah.
- Tahap 5 : disolusi, seorang suami atau istri yang masih hidup.
Tahap-Tahap Family
Life Cycle Alternatif
- Rumah tangga keluarga terdiri dari, pasangan yang tidak punya anak, pasangan yang terlambat menikah, orang tua tunggal dan keluarga diperluas.
- Rumah tangga bukan keluarga yaitu pasangan tidak menikah, pasangan bercerai tanpa anak, orang lajang, dan janda atau duda yang sudah tua.
Perubahan Struktur
Keluarga dan Rumah Tangga
Keluarga
sebagai suatu lingkup paling dekat dengan konsumen “keluarga” merupakan
pengaruh paling kuat pada si konsumen dalam memilih suatu produk. Mengapa
demikian, pertama adalah keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari
keluarga. Kedua adalah keluarga sebagai sumber keturunan. Jadi keluarga ada
hubungannya dalam mempengaruhi perilaku konsumen. Dalam kehidupan rumah tangga
situasi dari keadaan di dalamnya menjadikan patokan dari konsumen sebagai
pembeli, dimana tindakan itu terjadi karena pembentukan sebuah emosional, yaitu
terbentuknya suatu keprobadian dan gaya hidup dalam diri si konsumen tersebut.
Dengan kata lain pembetukan suatu imej seseorang dalam pembentukan kepribadian
dipengaruhi oleh lingkunga sekitar yaiut kelurga,teman, dan sekitar yang
berpengaruh besar dalam perilaku konsumen.
Kepribadian
dan Konsep diri Kepribadian: karakteristik psikologi unik dari seseorang yang
menyebabkan respons yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap
lingkungan dirinya sendiri. Konsep diri: disebut juga dengan citra diri, dasar
yang digunakan adalah bahwa apa yang dimiliki seseorang memberi kontribusi pada
dan mencerminkan iden titas mereka, artinya: “kami adalah apa yang menjadi
milik kami”. Setelah terpengaruh, mengapa konsumen tidak langsung membeli
produk tersebut? memang dalam konteks ini si konsumen telah dipengaruhi oleh
pradigma sekitar, akan tetapi dalam proses pembeli ini masih ada beberapa hal
yang perlu dicermati seperti :
- Motivasi : merupakan suatu kebutuhan yang cukup untuk mendorong seseorang untuk bertindak ,jika suatu pengaruh tidak disertai oleh motivasi kuat dalam membeli maka pembelian itu tidak akan terjadi dalam tanda kutip sebagai”angan-angan saja”.
- Kemampuan Membeli : merupakan hal yang paling mendasar dalam terjadinya goal pembelian suatu produk tertentu,, karena motivasi tanpa adanya kesanggupan dari sang pembeli itu tidak akan terjadi, maka jika kita akan menjadi suatu pemasaran kita harus melihat berbagai aspek dalam menjual produk yang akan kita jual. Pengaruh-pengaruh dalam penjualan suatu produk, yaitu Demografis, Geografis dan Daya Beli.
- Jenis Perilaku Keputusan Pembelian: Keterlibatan Tinggi Keterlibatan Rendah Perbedaan besar antara merek Tingkah laku membeli yang kompleks Tingkah laku membeli yang mencari variasi Perbedaan kecil antara merek Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan Tingkah laku membei yang menjadi kebiasaan Proses Keputusan Pembelian: Penjalasan:
- Pengenalan Kebutuhan, merupakan tahap pertama proses keputusan pembeli, yaitu ketika konsumen mengenali adanya masalah atau kebutuhan.
- Pencarian Informasi, Tahap yang merangsang konsumen untuk mencari informasi lebih banyak, konsumen mungkin hanya meningkatkan perhatian atau mungkin aktif mencari informasi Sumbersumber informasi: Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan Sumber komersial: Iklan, wiraniaga, agen, kemasan, pajangan Sumber publik: media massa, organisasi penilai konsumen Sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan dan menggunakan produk.
- Evaluasi Alternatif, Tahap ketika konsumen menggunkan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dan perangkat pilihan.
- Keputusan Membeli, Tahap ketika konsumen benar-benar membeli produk.
- Tingkah laku pasca pembelian, Tahap ketika konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas dan tidak puas. Proses Pasca Pembelian yang akan dialami adalah proses adopsi: Proses mental yang dilewati individu dari pertama kali mendengar mengenai suatu inovasi sampai adopsi terakhir. Tahap-tahapnya:
- Kesadaran: konsumen menjadi sadar akan produk baru, tetapi kurang informasi me ngenai produk tersebut.
- Tertarik: konsumen mencari informasi mengenai produk baru
- Evaluasi: konsumen mempertimbangkan apakah masuk akal untuk mencoba produk baru.
- Mencoba: Konsumen mencoba produk baru dalam skala kecil untuk meningkatkan perkiraannya mengenai nilai produk tersebut.
- Adopsi: konsumen memutuskan untuk menjadi pengguna produk baru sepenuhnya dan teratur.
- Pengaruh Situasi Terhadap Perilaku Konsumen
Engel,
Blackwell, dan Miniard (1995) mengemukakan bahwa pengaruh situasi adalah
pengaruh yang muncul dari faktor-faktor yang sangat terkait dengan waktu dan
tempat, yang tidak tergantung kepada konsumen dan karakteristik objek(produk
atau merek)
Mowen
dan Minor (1998) mengemukakan bahwa situasi konsumen adalah faktor lingkungan
sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada
waktu tertentu dan tempat tertentu. Situasi konsumen terdiri dari 3 faktor
yaitu tempat dan waktu, penjelasan mengapa perilaku tersebut terjadi, dan
pengaruhnya terhadap perilaku konsumen.
Situasi
sangat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli suatu produk atau barang.
Terjadinya pembelian yang tidak direncanakan sering dilakukan oleh siapa saja
terutama pada waktu berbelanja. Sekarang ini banyak sekali toko-toko, pengecer,
supermarket, mall dan lain-lain bermunculan menawarkan barang kebutuhan kepada
konsumen. Tingginya tingkat persaingan di antara supermarket, toko, pengecer,
mall dan lain-lain menuntut setiap penjual berusaha menawarkan berbagai
rangsangan yang mampu menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian.
Pengaruh
situasi konsumen adalah faktor personal dan lingkungan yang terdapat pada saat
aktifitas konsumen, sehingga situasi konsumen meliputi faktor-faktor seperti
berikut:
- Melibatkan waktu dan tempat dalam mana aktifitas konsumen terjadi
- Mempengaruhi tindakan konsumen seperti perilaku pembelian
- Tidak termasuk karakteristik personal yang berlaku dalam jangka panjang
Jenis-jenis
situasi konsumen adalah sebagai berikut:
- Situasi konsumsi.
- Konsumen dapat memperoleh informasi melalui :
- Komunikasi Lisan dengan teman, kerabat, tenaga penjual, atau wiraniaga.
- Komunikasi non pribadi, seperti iklan TV, radio, internet, koran, majalah, poster, billboard, brosur, leaflet dsb.
- Informasi diperoleh langsung dari toko melalui promos penjualan, pengumuman di rak dan di depan toko.
- Situasi Pembelian.
Situasi pembelian dalam sebuah toko eceran akan memiliki karakteristik situasi konsumen :
- Lingkungan fisik toko eceran, terdiri dari lingkungan informasi(ketersediaan informasi, format informasi, bentuk informasi) dan lingkungan toko (lokasi,layout, musik, warna, display barang, dan kesesakan)
- Lingkungan sosial toko : interaksi konsumen dengan konsumen lainnya dan interaksi konsumen dengan pramuniaga atau tenaga penjualan.
- Waktu, terdiri dari waktu sebagai variabel situasi, waktu sebagai sebuah produk
- Situasi pemakaian dan strategi pemasaran
- Situasi Pemakaian.
- Contoh Kasus
Ya,
pada video merupakan salah satu iklan dari toko online di Indonesia. Seiring
dengan perkembangan jaman yang sangat pesat, belakangan di Indonesia sedang
marak dengan berbagai macam toko yang memasarkan produknya melalui online
ataupun situs-situs website yang menjual produk secara online. Mulanya trend
jual-beli secara online ini bermula dari kebudayaan asing, sebut saja Ebay,
Amazon.com, dan masih banyak situs online asing lainnya. Kemdian tanpa kita
sadari, budaya jual-beli secara online ini pun akhirnya masuk ke Indonesia
dengan sangat pesat. Buktinya sekarang ini terdapat banyak situs jual-beli
online yang berasal dari indonesia seperti Lazada.com, Tokopedia.com, Elevenia,
dan masih banyak lagi lainnya yang berarti pengaruh kebudayaan asing ini dapat
dipelajari lebih lanjut. Namun tentunya masuknya pengaruh kebudayaan asing ini
ke Indonesia memiliki dampak baik dari dampak positif maupun dampak negatif.
Sebagai contoh dampak positif dari masuknya pengaruh kebudayaan asing ini ialah
membuka lapangan pekerjaan baru dan dapat mengurangi angka kemacetan jalan raya
karena dengan proses jual-beli secara online ini kita bisa melakukan transaksi
dimanapun, jadi tidak harus pergi ke toko. Kemudian dampak negatif dari
masuknya pengaruh kebudayaan asing ini adalah menyangkut tentang pola pikir
masyarakatnya, contoh: menjadi malas. Dan yang terkahir masuknya pengaruh
kebudayaan asing ini dapat memuaskan kebutuhan konsumen, hal ini didasari oleh
banyaknya opsi-opsi barang yang dapat kita cari/lihat tanpa harus mengeluarkan
biaya tambahan sehingga konsumen dapat memilih barang yang ia inginkan beserta
alternatif-alternatifnya sesuai dengan kebutuhannya secara efisien.
Sumber
:
- http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/01/pengaruh-kebudayaan-terhadap-pembelian-dan-konsumsi/
- http://arie-dwiputra.blogspot.com/2012/09/pengaruh-kelas-sosial-dan-status.html
- http://spidolbekas.wordpress.com/2014/01/18/pengaruh-individu-pada-perilaku-konsumen/
- http://hendrobudiyono.blogspot.com/2013/11/pengaruh-keluarga-dan-rumah-tangga.html
- http://novaarinda.wordpress.com/2014/01/05/perilaku-konsumen-pengaruh-situasi/
- https://www.youtube.com/watch?v=eN8UPbdCgik
No comments:
Post a Comment